Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Olahraga    Kuliner    Film   
Home » , , , , » Menghias Makam Ulama Menurut Ulama Syafiiyah

Menghias Makam Ulama Menurut Ulama Syafiiyah

Posted by CahNgroto.NET on Sunday, October 4, 2015

Oleh: Ustadz Ma'ruf Khozin*

Menurut ulama Syafiiyah, keharaman menutup makam para ulama adalah jika menggunakan kain sutra. Dan jika ditutup dengan selain sutra, maka ada yang menghukumi makruh dan ada yang memperbolehkan.

- Syaikh Zakariya: “Haram Menghias Makam Ulama Dengan Kain Sutra”
قَوْلُهُ وَيَجُوزُ سَتْرُ الْكَعْبَةِ بِالدِّيبَاجِ ) أَمَّا مَشَاهِدُ الْأَنْبِيَاءِ فَيَنْبَغِي الْجَزْمُ فِيهَا بِالْجَوَازِ كَالْكَعْبَةِ بَسِيطٌ قَالَ شَيْخُنَا لَكِنْ سُئِلَ الشَّارِحُ عَنْ سَتْرِ تَوَابِيتِ الْأَوْلِيَاءِ بِالسُّتُورِ الْحَرِيرِ الْمُزَرْكَشَةِ وَغَيْرِهَا هَلْ هُوَ جَائِزٌ لِإِظْهَارِ تَوَابِيتِهِمْ بِهِ فَيَتَبَرَّكُ بِهِمْ أَوْ يُتْلَى كِتَابُ اللَّهِ عِنْدَهُمْ فَأَجَابَ بِأَنَّهُ يَحْرُمُ لِبَاسُ تَوَابِيتِ الْأَوْلِيَاءِ الْحَرِيرِ وَإِظْهَارُهَا يَحْصُلُ بِدُونِ ذَلِكَ وَلَا رَيْبَ أَنَّ تَرْكَ إلْبَاسِهَا إيَّاهُ أَحَبُّ إلَيْهِمْ فَإِنَّهُمْ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ كَانُوا يَتَنَزَّهُونَ عَنْ اسْتِعْمَالِهِ فِي ذَوَاتِهِمْ الشَّرِيفَةِ فَلَأَنْ يُنَزَّهُوا عَنْ أَنْ تُعْمَلَ عَلَى قُبُورِهِمْ أَوْلَى وَمَنْ قَالَ بِجَوَازِ ذَلِكَ قَالَ وَالْأَوْلَى بِالسُّنَّةِ الْمُطَهَّرَةِ تَرْكُهُ . اهـ أسنى المطالب - (ج 5 / ص 106)
“(Boleh menutup ka’bah dengan sutra) Sedankan maka para Nabi maka diperbolehkan, seperti ka’bah. Guru kami berkata bahwa Penyarah kitab (Syaikh Zakariya) ditanya tentang menutup makam para wali dengan kain sutra dan lainnya, apakah boleh untuk memperlihatkan makamnya, kemudian diziarahi untuk mencari berkah (dari Allah) atau dibaca al-Quran di dekatnya? Beliau menjawab: “Haram menutupi makam para wali dengan sutra. Untuk menampakkan makam beliau bisa ditempuh dengan cara yang lainnya. Tidak diragukan lagi, bahwa tidak menghias makam tersebut akan lebih dicintai oleh mereka, sebab mereka menjauhkan diri untuk tidak memakai sutra di tubuh mereka (saat hidup). Maka menjauhkan makam mereka dari sutra tentu lebih utama. Dan ulama yang memperbolehkannya (pun) mengatakan: “Yang lebih utama berdasarkan hadis yang suci, adalah tidak melakukannya” (Hamisy Asna al-Mathalib)

- Syaikh al-Syarwani: “Makruh Menghias Makam Ulama Dengan Selain Sutra”
وَيُكْرَهُ تَزْيِينُ الْبُيُوتِ لِلرِّجَالِ وَغَيْرِهِمْ حَتَّى مَشَاهِدِ الْعُلَمَاءِ وَالصُّلَحَاءِ أَيْ مَحَلِّ دَفْنِهِمْ بِالثِّيَابِ أَيْ غَيْرِ الْحَرِيرِ ، وَيَحْرُمُ تَزْيِينُهَا بِالْحَرِيرِ وَالصُّوَرِ ، نَعَمْ يَجُوزُ سَتْرُ الْكَعْبَةِ بِهِ تَعْظِيمًا لَهَا وَالْأَوْجَهُ جَوَازُ سَتْرِ قَبْرِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ بِهِ كَمَا جَزَمَ بِهِ الْأُشْمُونِيُّ فِي بَسِيطِهِ جَرْيًا عَلَى الْعَادَةِ الْمُسْتَمِرَّةِ مِنْ غَيْرِ نَكِيرٍ ا هـ حواشي الشرواني - (ج 3 / ص 21)
“Makruh menghias rumah bagi orang laki-laki dan lainnya, hingga makam-makam ulama dan orang saleh dengan kain selain sutra. Jika dengan sutra dan gambar, maka haram. Namun boleh menutup ka’bah dengan sutra untuk mengagungkannya. Menurut pendapat yang kuat boleh menutup makam Rasulullah dan Nabi lainnya dengan sutra, sebagaimana ditegaskan oleh al-Asymuni dalam kitabnya al-Basith, berdasarkan kebiasaan yang telah berlangsung tanpa ada pengingkaran” (al-Syarwani, 3/21)

- Ibnu Abdissalam: “Boleh Menghias Makam Ulama Dengan Selain Sutra”
وَلَيْسَ مِثْلُهُ أَيْ : الْمَسْجِدِ مَشَاهِدَ الْعُلَمَاءِ ، وَالصُّلَحَاءِ كَمَا قَالَهُ ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ ، وَمَرَّ حُرْمَةُ كِسْوَتِهَا بِالْحَرِيرِ ، وَأَمَّا بِغَيْرِهِ فَهُوَ مُبَاحٌ اهـ حواشي الشرواني - (ج 10 / ص 100)
“Makam-makam ulama dan orang saleh tidak sama dengan masjid, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abdissalam. Dan telah dijelaskan keharaman menutup makam dengan kain sutra. Jika dengan selain kain sutra maka boleh” (al-Syarwani, 10/100)

SHARE :
CNN Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2015 CahNgroto.NET. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger