Oleh: Imron R*
Menjaga diri dari prasangka buruk (su'udzhon) memang sangat sulit, bahkan sekelas Ustadz, Kiai, atau Habaib sekalipun.
Alih-alih mengingatkan orang lain yang telah melakukan kesalahan,
tetapi justru membuat dirinya melakukan sebuah 'prasangka' diiringi hawa
nafsu bukan dengan pandangan kasih sayang.
Sebab mungkin hanya melihat dari sisi negatif saja tanpa melihat kebaikan-kebaikan yang ada pada orang tersebut.
Ibarat selembar kertas putih ada salah satu titik hitam kecil, yang
dilihat hanya titik hitam kecil tersebut, padahal masih banyak hamparan
putih yang bisa dilihat.
Kalaupun mau mengingatkan, gunakanlah kalimat yang santun tanpa menyinggung perasaan orang tersebut dan dilakukan secara pribadi tidak di depan umum.
Banyak contoh sikap-sikap khusnudzhon tingkat tinggi bahkan kepada orang kafir sekalipun yang dilakukan oleh para ulama, misalkan Habib Umar bin Hafidz yang pada beberapa waktu lalu berkunjung ke Kota Solo, Jawa Tengah, beliau mendoakan Walikota Solo yang beragama Nasrani agar diberi kesehatan dan supaya mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu Wata'ala
Ada juga Habib Ali Al Jufri ketika berkunjung ke Inggris memberikan hadiah berupa Tasbih kepada seorang Pendeta Wanita sebagai ucapan terima kasih atas penyambutannya di daerah itu.
Contoh lain ketika Almarhum Habib Munzir Al Musawa memberikan tempat di mobil kepada seorang biarawati yang hendak menuju tempat di pedalaman Papua di tengah hujan derasnya.
Dan banyak sekali contoh-contoh penerapan prasangka baik (Khusnudzhon) dari para ustadz, kiai, habaib dan ulama lainnya.
Semoga kita senantiasa bisa berkhusnudzhon baik kepada orang, kepada makhluk Allah lainnya, dan yang paling utama adalah khusnudzhon kepada Allah Subhanahuwata'ala.
Amiiin...
-- Dalam foto Habib Ali Al Jufri memberi Tasbih kepada Pendeta Wanita di Kota Kimpton, Inggris, 10 April 2015 --
* Imron Rosadi
Kalaupun mau mengingatkan, gunakanlah kalimat yang santun tanpa menyinggung perasaan orang tersebut dan dilakukan secara pribadi tidak di depan umum.
Banyak contoh sikap-sikap khusnudzhon tingkat tinggi bahkan kepada orang kafir sekalipun yang dilakukan oleh para ulama, misalkan Habib Umar bin Hafidz yang pada beberapa waktu lalu berkunjung ke Kota Solo, Jawa Tengah, beliau mendoakan Walikota Solo yang beragama Nasrani agar diberi kesehatan dan supaya mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu Wata'ala
Ada juga Habib Ali Al Jufri ketika berkunjung ke Inggris memberikan hadiah berupa Tasbih kepada seorang Pendeta Wanita sebagai ucapan terima kasih atas penyambutannya di daerah itu.
Contoh lain ketika Almarhum Habib Munzir Al Musawa memberikan tempat di mobil kepada seorang biarawati yang hendak menuju tempat di pedalaman Papua di tengah hujan derasnya.
Dan banyak sekali contoh-contoh penerapan prasangka baik (Khusnudzhon) dari para ustadz, kiai, habaib dan ulama lainnya.
Semoga kita senantiasa bisa berkhusnudzhon baik kepada orang, kepada makhluk Allah lainnya, dan yang paling utama adalah khusnudzhon kepada Allah Subhanahuwata'ala.
Amiiin...
-- Dalam foto Habib Ali Al Jufri memberi Tasbih kepada Pendeta Wanita di Kota Kimpton, Inggris, 10 April 2015 --
* Imron Rosadi
Post a Comment