Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Olahraga    Kuliner    Film   
Home » , , , , , » Kyai Sholeh nDarat, Koki Intelektual dari Semarang

Kyai Sholeh nDarat, Koki Intelektual dari Semarang

Posted by CahNgroto.NET on Wednesday, September 30, 2015

 
Oleh: Gus Rijal MZ*

Dalam tsabat Syekh Mahfudz Attarmasi, nama Kiai Soleh nDarat, Semarang, menjadi salah satu matarantai terpenting dalam perjalanan intelektualnya. Syaikh Mahfudz lahir di Jawa, diajak ayahnya ke Makkah, disuruh pulang lagi ke Jawa untuk secara khusus berlajar ke Kiai Soleh. Setelah itu, barulah kemudian beliau kembali lagi ke Makkah.

Kita tahu, Kiai Soleh dalam matarantai ulama Nusantara memang menempati posisi vital. Sebelum berangkat ke Haramain, para pelajar ditempa di tempatnya. Syekh Mahfudz, Kiai Hasyim Asy'ari dan Kiai Ahmad Dahlan adalah di antara hasil didikan Kiai Soleh. Kabarnya, RA. Kartini juga sempat ngaji ke beliau.

Sebagai orang Jawa, Kiai Soleh menjadi "jembatan penyangga" yang mentransformasikan ajaran Islam dengan caranya yang khas untuk kaum muslim pribumi yang stagnan usai Perang Jawa. Beliau menguasai khazanah intelektual klasik berbahasa Arab, lalu meraciknya untuk disajikan kepada saudara-saudaranya yang awam menggunakan bahasa lokal. Karena itu, Kiai Soleh lebih banyak menerjemahkan, membuat ringkasan, dan memberi penafsiran. Semua disajikan menggunakan bahasa Jawa pesisiran atau yang beliau sebut sebagai bilughah al-jawiyyah al-mirikiyyah (menggunakan bahasa Jawa setempat).

Dalam kitab Majmu'ah as-Syariah al-Kafiyah lil-'Awam setebal 277 halaman ini, Kiai Soleh nDarat benar-benar menjadi "koki akademis". Ditulis menggunakan aksara Arab pegon dengan karakter bahasa Jawa pesisiran, Kiai Soleh mengupas perkara aqaid, shalat, puasa, zakat, haji-umrah, perkara nikah, hudud, bab sembelihan, makanan halal-haram, khutbah, dan beberapa bab lain yang saling berkaitpaut. Sebagai "koki akademis", beliau kulakan bahan dari kitab-kitab lain seperti Manhaj at-Thullabnya Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari, Mughniyul Muhtaj-nya Khatib Syarbaini, Durorul Bahiyyah-nya Imam Syaukani (di sini ditulis karya Sayyid Bakri [Syatha' ?], dan Ihya Ulumiddin-nya Imam al-Ghazali (sebagaimana penuturan muallif di akhir kitab). Hasil kulakan ilmu ini diracik, diolah dan disajikan oleh beliau dengan bahasa yang sangat mudah dipahami orang awam.

Oleh karena itu, beliau menjelaskan dalam kitab ini, ".... kerono arah supoyo pahamo wong-wong amsal ingsun awam kang ora ngerti boso Arab mugo-mugo dadi manfaat biso ngelakoni kabeh kang sinebut ing njerone iki tarjamah."

Sebagai "koki akademis", beliau tentu saja nggak hanya meracik saja, melainkan juga memberi sentuhan citarasa antikolonialisme dengan mengharamkan penampilan menyerupai orang kafir. Di halaman 25 kitab ini, Kiai Soleh menegaskan siapapun yang menggunakan perangkat penampilan orang kafir (liyani ahli Islam) seperti baju-jas, topi atau dasi, hukumnya murtad, rusak Islamnya. Ini jelas fatwa yang bisa dibaca dalam konteks zamannya sebagai keputusan revolusioner yang kemudian juga diikuti oleh ulama generasi setelahnya seperti Kiai Raden Asnawi dan beberapa ulama NU, yang kemudian berubah seiring dengan perkembangan zaman.

Dengan membaca kitab yang diterbitkan Thoha Putra Semarang ini kita bisa melihat kegigihan Kiai Soleh dalam membuka wawasan keilmuan orang awam di tengah sensor ketat pemerintah kolonial terhadap pelbagai kitab yang beredar di pesantren. Apalagi setelah Perang Jawa usai, kaum ulama santri mengalami diaspora luar biasa dan pemuda usia produktif dipaksa mengikuti program tanam paksa (cultuur-stelsel) sehingga wajar jika Kiai Soleh disebut sebagai pembuka kembali kran pengetahuan keagamaan, melalui kitab "Fasolatan", "Majmu'ah Syari'ah al-Kafiyah lil-'Awam", " Syarh Hikam", "Munjiyat", "Sabilul 'Abid", Tafsir "Faidhur Rahman" dan beberapa karya lain.

Mengapa saya sebut "pembuka" kembali? Karena beliau berhasil menjadi "koki intelektual" yang secara inovatif mengolah bahan akademis di masa lampau untuk di(re)produksi dan disajikan kepada kaumnya. Nafa'anallahu bi'ulumihi wabarakatihi, amin.

WAllahu A'lam

SHARE :
CNN Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2015 CahNgroto.NET. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger