Ternyata suara ramai mereka membangunkan penduduk pedukuhan itu. Karena bulan bersinar terang, penduduk mengira sudah pagi. Perawan desa bergegas mengambil padi dari lumbung, untuk ditumbuk menjadi beras. Sebentar kemudian terdengar ramai, suara antan beradu dengan lesung.
Bunyi orang menumbuk padi itu, telah membangunkan ayam milik penduduk pedukuhan. Binatang itu berlari ke tempat orang yang sedang menumbuk padi, untuk mencari ceceran gabah di sekitarnya. Semakin ramailah ditempat itu oleh adanya suara ayam mengais gabah, yang kadang diselingi suara kokok ayam jantan bersahut-sahutan.
Home »
Cerita Rakyat
» Petilasan Batursigit Ngroto
Petilasan Batursigit Ngroto
Posted by CahNgroto.NET on Wednesday, February 2, 2011
Setelah rakit yang rusak selesai diperbaiki, perjalanan dilanjutkan lagi. Tetapi ketika sampai di suatu pedukuhan (sekarang daerah Ngroto-Gubug), ada salah satu rakit tersangkut pohon di pinggir sungai. Karena tali pengikat rakit putus, rombongan berhenti untuk mengikatnya.
Ketika para santri sedang mengikat rakit, tiba-tiba terdengar suara adzan magrib dari arah dukuh di dekatnya. Para santri bergegas menuju dukuh itu, untuk melaksanakan sholat. Ketika bertanya pada penduduk, dijawab bahwa di daerah itu tidak ada surau. Akhirnya para santri melaksanakan sholat pada sebidang tanah datar, yang terletak di pinggir sungai. Demikian juga waktu Imsya, suara adzan terdengar kembali. Mereka berusaha mengamati arah datangnya suara adzan itu. Menurut mereka datangnya suara adzan dari arah Barat Laut, searah dengan kraton Glagahwangi.
Bekas tempat akan didirikannya masjid tersebut, oleh penduduk pedukuhan diberinya nama ”Batur Sigit ”, (batur artinya tanah yang tinggi, sedangkan sigit artinya masjid). Karena tanah itu sampai sekarang terkenal wingit, sehingga masyarakat desa Ngroto tidak ada yang berani menggunakannya sebagai ladang atau tempat tinggal.
Sourch:
CNN Blogger |
|
Labels:
Cerita Rakyat
Post a Comment